Belajar dari Kasus Vape yang Tewaskan Abi, Polisi Ingatkan Bahaya Persekusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Alfinta memperingatkan masyarakat tidak melakukan persekusi atau tindakan main hakim sendiri dalam setiap permasalahan.
Hal ini diungkapkan setelah terungkap kasus persekusi terbaru, dengan Abi Qowi Suparto (20) tewas usai dikeroyok pegawai toko Rumah Tua Vape karena dituduh mencuri vape atau rokok elektronik, beberapa waktu lalu.
"Kami mengimbau kepada masyarakat, apabila menemukan dugaan tindak pidana, segera lapor ke polisi. Jangan persekusi, jangan lakukan tindakan sebagai polisi, jaksa, dan hakim," kata Nico di Polda Metro Jaya, Minggu (10/9/2017).
Nico menegaskan, Indonesia merupakan negara hukum dan ada prosedur hukum yang harus dilalui jika ada persoalan, termasuk dalam dugaan tindak pidana.
Untuk kasus Qowi, dia dikeroyok hingga luka parah lalu meninggal dunia usai dituduh mencuri satu set paket vape di toko Rumah Tua Vape senilai Rp 1,6 juta.
"Sistem di kita diatur oleh sistem peradilan pidana. Ini tugas polisi, lalu dibuktikan oleh jaksa, diputus di sidang. Jadi, tidak ada suatu kesalahan seseorang diputus oleh seseorang tanpa melalui peradilan," tutur Nico.
Jika masih ada yang melakukan persekusi, Nico memastikan para pelaku akan bernasib sama dengan tersangka pengeroyok Qowi.
Lima orang tersangka yang sudah diamankan dijerat polisi dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pengeroyokan dan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.
Berita ini sudah tayangd di kompas,com berjudul Berkaca dari Kasus Vape, Polisi Peringatkan Jangan Lakukan Persekusi
0 Response to "Belajar dari Kasus Vape yang Tewaskan Abi, Polisi Ingatkan Bahaya Persekusi"
Posting Komentar