Antisipasi Meletusnya Gunung Agung, 300 Bus Siaga di Bandara Ngurah Rai
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sebanyak 300 bus disiagakan di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, untuk mengangkut pemakai jasa penerbangan, manakala Gunung Agung meletus dan mengakibatkan bandara harus ditutup.
Letusan terbesar Gunung Agung terjadi pada 1963, yang menurut catatan sejarah menimbulkan kolom debu dan material vulkanik setinggi 20.000 meter (20 km) dari permukaan laut.
Ketinggian itu sangat rawan bagi keselamatan penerbangan, karena sisa-sisa partikel vulkanik yang abrasif masih bisa menyisa ke ketinggian jelajah penerbangan komersial jarak menengah-jauh, yaitu 30.000-37.000 meter dari permukaan laut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi, Kota Denpasar dan Organda yang paling berperan serta Damri," kata Kepala Balai Pengelola Tansportasi Darat Wilayah Bali dan NTB, Agung Hartono, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Kuta, Kabupaten Badung, Minggu (24/9/2017).
Dia menjelaskan, apabila pemakai jasa penerbangan tidak bisa dilayani pesawat terbang dan harus meneruskan perjalanan memakai angkutan darat, bus-bus itu yang menjadi moda transportasi alternatif.
Baca: Penerbangan di Bandara Blimbingsari Banyuwangi Ikut Terdampak Jika Gunung Agung Erupsi
Adapun titik-titik keberangkatan sekaligus tujuan yang disiapkan yaitu Terminal Bus Ubung dan Pelabuhan Benoa.
Penyiapan 300 bus itu juga bagian dari strategi besar mitigasi bencana di Bali.
Penyiapan serupa pernah dilaksanakan saat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terdampak letusan Gunung Raung, Jawa Timur, dan Gunung Barujari, di Pulau Lombok, NTB.
Aktivitas vulkanik Gunung Agung sejak Sabtu hingga Minggu masih fluktuatif.
0 Response to "Antisipasi Meletusnya Gunung Agung, 300 Bus Siaga di Bandara Ngurah Rai"
Posting Komentar