Arus pengungsi Rohingya ke Bangladesh mencapai 270.000 jiwa
PBB memperkirakan 270.000 Muslim Rohingya sudah melarikan diri ke Bangladesh sejak maraknya kekerasan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Jumat (25/08) dua pekan lalu.
Vivian Tan -juru bicara Badan PBB untuk pengungsi, UNHCR- mengatakan jumlah pengungsi melonjak pesat dari sekitar 164.000 pada Kamis (07/09) setelah para pekerja bantuan menemukan sekelompok besar pengungsi yang belum terhitung di kawasan perbatasan.
"Ini tidak berarti mencerminkan kedatangan baru dalam waktu 24 jam namun kami mengidentifikasi lebih banyak orang di wilayah yang berbeda, yang sebelumnya tidak kami ketahui," jelasnya sambil menambahkan jumlah itu tetap merupakan perkiraan.
Gelombang pengungsi terbaru ini dipicu oleh serangan kelompok militan Rohingya atas sekitar 30 pos polisi di Rakhine, yang diikuti dengan operasi militer pemerintah Myanmar.
Para pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan militer dan para milisi Buddha di Rakhine melakukan aksi brutal sebagai tindakan balas dendam.
Namun pemerintah Myanmar membantah keras tudingan itu dengan mengatakan bahwa mereka melakukan operasi untuk memburu kelompok militan Rohingya.
Bagaimanapun wartawan BBC yang berada di Rakhine, Jonathan Head, menyaksikan pada Kamis (07/09) satu kampung dibakar oleh kelompok yang tampaknya merupakan warga Buddha.
Sementara Konseler negara, Aung San Suu Kyi -yang merupakan pemimpin sejati- mengatakan bahwa krisis di negara bagian Rakhine disebabkan oleh 'informasi yang menyesatkan'.
Dia mendapat tekanan dari dunia internasional untuk menjamin keselamatan warga Muslim Rohingya, yang sejauh ini memilih untuk mengungsi ke Bangladesh guna menyelamatkan diri.
Sementara kamp-kamp penampungan di Bangladesh mulai kewalahan menerima para pengungsi dan sebagian -menurut Vivian Tan- terpaksa mendirikan tempat penampungan sementara di 'pinggir jalan dan di tempat manapun yang bisa mereka temui'.
0 Response to "Arus pengungsi Rohingya ke Bangladesh mencapai 270.000 jiwa"
Posting Komentar