Presiden Filipina Perintahkan Tembak Mati Bandar Narkoba, Justru Anaknya Terlibat Bisnis Narkoba?
TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Paolo Duterte, salah seorang putra Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, membantah terlibat dalam operasi penyelundupan narkoba bernilai jutaan dolar.
Dalam sidang Senat Filipina, Kamis (07/09), Paolo Duterte menegaskan tuduhan atasnya tidak beralasan dan menolak menjawab pertanyaan.
Menantu presiden, Manases Carpio, juga hadir di sidang untuk membantah terlibat dalam pengiriman narkoba dari Cina ke Manila, yang nilainya diperkirakan mencapai US$125 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.
Baca: Awalnya Kenalan di Situs Kencan, Wanita Ini Kirim Foto Bugil, Berakhir dengan Pemerasan
Sejak berkuasa pertengahan tahun lalu, Presiden Duterte melancarkan operasi besar-besaran untuk melawan narkoba di Filipina dengan mengizinkan aparat keamanan menembak mati para pengedar narkoba.
Dia juga berjanji untuk mengundurkan diri jika ada anggota keluarganya yang terlibat dalam perdagangan narkoba.
Sehari sebelum sidang, Duterte mengatakan dia meminta agar Paolo hadir di sidang Senat tersebut namun juga menyarankan untuk tidak menjawab pertanyaan dengan menggunakan hak untuk diam.
Dan itulah yang dilakukan Paolo -yang menjabat wakil wali kota Davao, Filipina selatan- saat menghadapi anggota Senat.
"Saya tidak bisa menjawab dugaan yang didasarkan pada kabar burung. Kehadiran saya di sini untuk rakyat Filipina dan rekan-rekan di Davao tempat saya melayani masyarakat," tegasnya.
Tuduhan muncul bulan lalu ketika seorang makelar bea cukai mengatakan kepada satu panel di Senat bahwa dia mendengar nama putra dan menantu Duterte disebut ketika sedang berupaya mempercepat pengiriman itu.
0 Response to "Presiden Filipina Perintahkan Tembak Mati Bandar Narkoba, Justru Anaknya Terlibat Bisnis Narkoba?"
Posting Komentar