Pernyataan Kapuspen TNI Soal Amunisi SAGL Dinilai Sebagai Upaya Otokritik
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen TNI Wuryanto perihal kemampuan senjata yang diimpor Brimob Polri dapat dilihat sebagai otokritik atas tekhnologi persenjataan TNI yang masih belum memadai.
Demikain disampaikan Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi kepada Tribunnews.com, Selasa (10/10/2017).
Baca: Sudirman Said: Republik Ini Sedang Mengalami Degradasi Batas-batas Kepatutan
Kapuspen TNI mengungkapkan sampai saat ini pihaknya tidak memiliki amunisi seperti yang diimpor Mabes Polri yakni 5.932 amunisi untuk arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter.
Sebagaimana diketahui bahwa teknologi persenjataan mengalami kemajuan yang sangat cepat.
Hal ini ditandai terciptanya varian-varian senjata yang lebih maju dan bertekhnologi tinggi.
Baca: Pimpinan KPK Disarankan Desak Presiden Bentuk Tim Pecari Fakta Penyerangan Novel Baswedan
Hal yang sama menurutnya terjadi saat senjata dan amunisi yang diimpor Brimob mengalami varian perkembangan tekhnologi.
Jadi amat wajar jika pernyataan Kapuspen TNI yang menegaskan bahwa amunisi SAGL belum dimiliki TNI.
0 Response to "Pernyataan Kapuspen TNI Soal Amunisi SAGL Dinilai Sebagai Upaya Otokritik"
Posting Komentar