Kisah Masyarakat Desa Deaga Hidup Berdampingan dengan Buaya

Kisah Masyarakat Desa Deaga Hidup Berdampingan dengan Buaya


Laporan Wartawan Tribun Manado, Felix Tendeken

TRIBUNNEWS.COM, MANADO  - Pemerintah Desa Deaga Kecamatan Pinolosian Tengah (Pinteng) akan berencana akan mengembangkan penangkaran buaya.

Sebab selama ini warga desa hidup berdampingan dengan predator air payau ini.

Sangadi Desa Deaga Ruslani Mokoginta, mengatakan bahwa keinginan tersebut belum terwujud karena mereka kebingungan melakukannya.

"Kami sudah mencari informasi, dan petunjuk yang kami terima, katanya harus berkoodinasi dengan bagian satwa. Kita tidak tahu dimana lokasi kantornya di Sulut," kata Ruslan, sapaan akrabnya, pada Senin (2/10/2917).

Menurut dia, populasi buaya di hutan mangrove yang mengelilingi desanya, masih banyak. Bahkan diperkiraan lebih dari sepuluh ekor.

"Kami tidak pernah menghitungnya secara langsung, sebab buaya di sini hidup secara liar, hanya tafsiran semata," kata dia.

Keinginan untuk mengembangkan penangkaran buaya ini karena melihat adanya potensi yang kuat. Katanya, melihat buaya di desanya pada malam hari sudah menjadi hal biasa bagi warganya.

Baca: Mengenang Kapten Pierre Tendean, Perwira Intelijen yang Berakhir Lubang Buaya

"Kami pernah mencoba mengembangkan budidaya kepiting dan ikan kerapuh menggunakan keramba nanun tidak berlangsung lama karena dirusak oleh buaya," katanya.

قالب وردپرس

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Masyarakat Desa Deaga Hidup Berdampingan dengan Buaya"

Posting Komentar