Rio Tinto dan Dua Mantan Bosnya Jadi Tersangka di AS
Rio Tinto dan mantan chief executive officer (CEO) dan chief financial officernya (CFO) dituduh melakukan kecurangan oleh pihak berwenang AS karena diduga berusaha menutupi kerugian miliaran dolar dalam investasi batubara di Afrika.
Pembelian aset batubara di Mozambik senilai 3,7 miliar pada tahun 2011 telah menyebabkan CEO Tom Albanese kehilangan jabatannya, ketika Rio Tinto dipaksa menghapuskan lebih dari 3 miliar dari nilai investasinya pada bulan Januari 2013.
Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS hari ini menjelaskan Rio akhirnya menjual asetnya di Mozambik hanya dengan 50 juta pada tahun 2014.
Namun, bukan anjloknya nilai penjualan tersebut yang telah mendorong tuntutan penipuan terhadap Rio Tinto, Albanese dan mantan CFO Guy Elliott.
Sebaliknya, yang jadi dasar tuntutan adalah dugaan kegagalan mengikuti standar akuntansi serta menyembunyikan atau menunda pengungkapan kerugian perusahaan yang meningkat.
"Rio Tinto dan eksekutif puncaknya diduga tidak mengumumkan kesepakatan gagal yang dilakukan di bawah pengawasan mereka," kata Steven Perkin, direktur penindakan SEC.
"Mereka coba menyelamatkan karier mereka sendiri dan mengorbankan investor dengan menyembunyikan kebenaran," katanya.
Rio Tinto, Albanese dan Elliott dituntut melanggar ketentuan anti-kecurangan, pelaporan, pencatatan dan pengendalian internal menurut UU Sekuritas federal.
SEC berupaya mendapatkan permanent injunctions (perintah pengadilan untuk melarang atau memerintahkan orang atau badan hukum), pengembalian keuntungan bersama bunganya, hukuman perdata dari semua Terdakwa dan melarang Albanese dan Elliott untuk bekerja di perusahaan publik atau menjadi direktur.
Diduga menyesatkan investor
Setelah Rio Tinto membeli aset batubara di Mozambik dari perusahaan Riversdale pada tahun 2011, SEC menuduh bahwa proyek tersebut langsung mengalami kemunduran.
0 Response to "Rio Tinto dan Dua Mantan Bosnya Jadi Tersangka di AS"
Posting Komentar