India Tak Bisa Didiami Manusia Lagi di 2100

India Tak Bisa Didiami Manusia Lagi di 2100

Suara.com - Pada akhir abad ini suhu udara di Asia Selatan - kawasan yang saat ini dihuni oleh seperlima populasi manusia di Bumi - akan menjadi sangat panas dan lembab sehingga tak lagi bisa dihuni oleh manusia, demikian hasil sebuah penelitian terbaru yang dilansir Live Science.

Perubahan iklim di Pakistan, Nepal, India, Bangladesh, dan Sri Lanka diperkirakan akan sangat parah pada akhir abad 21, sehingga membuat suhu dan kelembaban udara meningkat drastis melampaui tingkat yang bisa ditahan oleh tubuh, demikian isi hasil penelitian yang diterbitkan pada 2 Agustus itu.

Kondisi cuaca ekstrem atas kawasan berbentuk bulan sabit yang dihuni oleh 1,5 miliar jiwa itu diyakini para ilmuwan akan memiliki potensi bahaya sangat besar, demikian isi penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances itu.

"Sebagian besar manus ia di kawasan ini hidup dari pertanian dan karenanya mereka lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan," kata pemimpin riset itu, Elfatih Eltahir dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Menurut Eltahir ada tiga faktor yang membuat kondisi ini sangat berbahaya bagi orang-orang yang tinggal di Asia Selatan. Ketiganya adalah suhu panas ekstrem, ratusan juta warga miskin, dan kebiasaan bekerja di luar ruangan.

Dalam penelitian ini Eltahir dkk menggunakan sebuah model komputer untuk membuat simulasi yang meramalkan kondisi cuaca dunia di masa depan. Model komputer itu menganalisis data-data terkait iklim di Bumi.

Hasilnya menunjukkan bahwa akan ada kenaikan ekstrem suhu wet-bulb di Asia Selatan.

Suhu web-bulb sendiri dihitung dari kombinasi suhu dan tingkat kelembaban udara. Manusia masih bisa bertahan di suhu wet bulb 35 derajat Celcius (95 derajat Farenheit). Suhu wet-bulb biasanya lebih rendah dibandingkan dengan suhu u dara yang dihitung menggunakan termometer biasa (dry bulb).

Jika terpapar suhu di atas 35 derajat Celcius wet bulb, maka akan sukar bagi manusia mendinginkan tubuh secara alami memanfaatkan keringat dan ini akan berakibat fatal.

"Manusia yang terpapar suhu wet bulb sekitar 35 derajat Celcius hanya dalam beberapa jam bisa meninggal, bahkan jika ia dalam kondisi sehat dan berada di dalam naungan bayangan," tulis Eltahir dalam risetnya.

Kondisi ekstrem seperti ini pernah terjadi di India dan Pakistan pada Juli 2015 lalu dan menyebabkan tewasnya sekitar 3.500 orang. Padahal ketika itu suhu wet bulb hanya sekitar 34,6 derajat Celcius (94,3 derajat Farenheit).

Dalam penelitian sebelumnya pada Oktober 2015 lalu, Eltahir dkk juga meramalkan bahwa kawasan Teluk Persia, termasuk Arab Saudi, akan dipapar suhu mematikan bagi manusia pada tahun 2100.

Tetapi potensi bahaya di kawasan Teluk akan lebih rendah ketimbang di Asia Selatan. Alasannya karena selain tingkat ekonomi masyarakat Teluk yang lebih tinggi, sebagian besar orang di sekitar Arab Saudi juga jarang beraktivitas di luar rumah.

قالب وردپرس

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "India Tak Bisa Didiami Manusia Lagi di 2100"

Posting Komentar