Pesta Sastra ASEAN ALF 2017: Menyasar radikalisme, menyentil kebebasan ekspresi

Pesta Sastra ASEAN ALF 2017: Menyasar radikalisme, menyentil kebebasan ekspresi

Berbagai penulis berkumpul di Jakarta, pada awal Agustus 2017 untuk mengikuti pagelaran sastra ASEAN Literary Festival (ALF). Penggagas festival ini mengatakan ada kesamaan masalah dari negara-negara Asia Tenggara saat ini, yaitu hambatan kebebasan bereskpresi.

Berlokasi di Kota Tua Jakarta, Festival Sastra ASEAN 2017 yang berlangsung 3-6 Agustus lalumenandai pula ulang tahun ke-50 perhimpunan negara-negara Asia Tenggara, ASEAN.

Okky Madasari, novelis sekaligus penggagas festival ini mengatakan dirinya ingin 'meruntuhkan' kesan bahwa ASEAN hanyalah slogan.

"Kita harus mencari cara agar ASEAN menjadi sesuatu yang nyata, yang kita bisa rasakan," kata Okky kepada BBC Indonesia.

Bertolak dari keinginan itu, Okky memandang bahwa sastrawan harus bisa berkontribusi pada masalah yang saat ini mendera sejumlah negara di Asia Tenggara.

"Kita melihat problem yang mirip di negara-negara ASEAN, soal kebebasan berekspresi, radikalisme, otoriaterianisme," ucap Okky.

Masalah-masalah tersebut, menurutnya, niscaya bisa dipecahkan apabila pemerintah dan masyarakat di negara-negara Asia Tengara bisa menghargai kebebasan pendapat dan perbedaan. Namun, itu tak akan terjadi apabila kritik terus dibungkam.

"Dengan kita berjejaring, kita bisa bekerja bersama tidak hanya untuk satu negara, tapi untuk satu kawasan. Kawasan Asia Tenggara lebih terbuka, menghargai hak asasi, demokrasi. Itu harus bisa dimulai dari sastrawan, pecinta sastra karena mereka punya kekuatan untuk mempengaruhi opini publik," tuturnya.

Gagasan Okky tersebut dituangkan dalam berbagai diskusi di Festival Sastra ASEAN yang dihadiri sejumlah pembicara.

Sastrawan kawakan Indonesia Arswendo Atmowiloto tampil meenceritakan pengalamannya dipenjara karena dianggap menghina agama. Kemudian Martin Aleida berbicara tentang persekusi terhadap dirinya dan Han Zaw dari Myanmar menyampaikan masalah Rohingya di negerinya.

قالب وردپرس

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pesta Sastra ASEAN ALF 2017: Menyasar radikalisme, menyentil kebebasan ekspresi"

Posting Komentar