Panglima TNI: Saya Tanya Disini Ada yang Memerdekakan? Saya Ingin Lihat Wajahnya

Panglima TNI: Saya Tanya Disini Ada yang Memerdekakan? Saya Ingin Lihat Wajahnya


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pendiri bangsa yang berjasa memerdekakan Indonesia sepakat Indonesia dibangun sebagai negara kesatuan.

Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, mengingatkan bahwa saat ini rakyat yang merdeka atas jasa para pendiri bangsa, harus menghargai hal tersebut.

Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa para pendiri bangsa sudah sepakat bahwa Indonesia berdiri untuk semua golongan.

Baca: Lancarkan Protes, Novel Sebut Terima Foto Diduga Penyiram Air Keras dari Anggota Densus 88

Ia mengingatkan masyarakat saat ini harus menghormati jasa-jasa mereka, dengan memegang teguh kesepakatan mereka, termasuk mengenai bentuk negara.

"Maka saya ingatkan, kita hanya penikmat kemerdekaan yang bertugas memelihara, menjaga, mengisinya. Kita hanya penikmat, saya tanya, di sini ada yang memerdekakan ? saya pingin lihat wajahnya," ujar Panglima TNI dengan nada bertanya dalam sambutannya di sebuah acara yang digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2017),

Sebagai masyarakat yang berstatus penikmat kemerdekaan, ia berpendapat semua orang yang berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) harus setia dan memegang teguh Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Ideologi tersebut menurutnya sudah final, dan tidak boleh ditawar-tawar lagi.

Baca: Bachtiar Nasir: Perppu Ormas Dianggap Tunjukkan Otoriternya Rezim Ini

"Pancasila sebagai ideologi negara sudah final, dan siapapun tidak boleh menngubahnya. Bila ada yang mengajak untuk mengubahnya, jangan percaya, dan diikuti. Itu adalah pengkhianat, itu adalah pengkhianat," katanya.

Indonesia adalah negara kaya yang diminati banyak pihak. Oleh karena itu bukan tidak mungkin ada pihak-pihak tertentu yang berupaya merebut Indonesia, dengan cara memecah belah rakyatnya.

Panglima TNI menyebut sudah banyak negara-negara serupa Indonesia, yang akhirnya pecah dan menjadi bancakan.

"Ingat Yugoslavia, hanya gara-gara bahasa dan agama, pecah jadi tujuh negara. Uni Soviet, hanya gara-gara ekonomi, bahasa dan agama, pecah menjadi lima belas negara. Kita simak Indonesia, suku, agama, warna kulit, letak geografis, dan banyak lagi, tidak pecah," ujarnya.

"Bila tidak ada Islam bukan Indonesia bila tidak ada Kristen bukan Indonesia tidak ada Katolik bukan Indonesia tidak ada Hindu bukan Indonesia tidak ada Budha bukan Indonesia tidak ada Konghucu bukan Indonesia, itulah Indonesia," katanya.

قالب وردپرس

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Panglima TNI: Saya Tanya Disini Ada yang Memerdekakan? Saya Ingin Lihat Wajahnya"

Posting Komentar