Kakek Idrus, Penderita Kaki Gajah Tinggal Sebatang Kara Terkadang Makan Nasi tanpa Lauk
TRIBUNNEWS.COM, KUKAR - Moch (80), kakek penderita kaki gajah tingga sebatang kara, di gubuk kecil sempit di kawasan jalan hauling PT Bara Kumala Sakti (BKS), Dusun Durung RT 12, Desa Jembayan, Loa Kulu, Kukar. Kondisi kakek renta ini kian memprihatinkan.
Kaki kirinya membengkak karena diserang penyakit kaki gajah sekitar satu tahun lebih.
Kakek Idrus tak bisa lagi berjalan. Ia berjalan dengan menggeserkan pantatnya ke lantai atau ngesot. Gubuk reyot Idrus tersembunyi di antara rimbunan pepohonan dalam hutan.
Dinding gubuk itu terpasang dari sisa-sisa kain spanduk. Gubuk itu hanya berukuran 1x2 meter dengan beratap seng seadanya.
Lokasi gubuk berjarak sekitar 20 km dari pusat Desa Jembayan atau 14 km dari simpang jalan hauling PT BKS. Jika turun hujan, akses jalan hauling ini susah ditembus karena becek.
Beberapa karyawan tambang yang iba kerap mengunjungi untuk memberinya makan. Ketika ada seseorang yang menawari kakek itu untuk mengobati kaki gajahnya, Idrus acapkali menolak.
Baca: Kisah Kapolsek Nyamar Jadi PSK, Dirut AP II Jadi Airport Helper dan Dirut Bank Berpakaian Satpam
Kakek ini beralasan ingin menjaga tanaman pisang yang tumbuh di sekitar gubuknya. Kadangkala, ia berjualan pisang. Namun sejak penyakit kaki gajah menderanya, ia lebih banyak tinggal di gubuk.
Irvan, karyawan tambang PT BKS kerap mengunjungi kakek asal Amuntai, Kalsel itu. "Kakek ini sudah tinggal sekitar 2 tahun digubuk yang dibangun seadanya dari seng, potongan kayu dan kain spanduk," kata Irvan, Jumat (8/9).
Sebelumnya, Idrus pernah tinggal di Kelurahan Loa Tebu, Tenggarong. "Kabarnya, anak dari kakek Idrus yang membawa ke sini (Jembayan). Tapi sampai saat ini tidak ada sanak keluarga yang mengunjunginya," tuturnya.
0 Response to "Kakek Idrus, Penderita Kaki Gajah Tinggal Sebatang Kara Terkadang Makan Nasi tanpa Lauk"
Posting Komentar